40 Hadits Seputar Ramadhan (3)

14

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Makan sahur lah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu mengandung berkah”.
[HR al-Bukhari no. 1789, Muslim no. 1835]

15

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ قَالَ قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu 'anhu berkata: Kami pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian beliau bangkit untuk melaksanakan shalat (Shubuh). Aku bertanya, “Berapa lama antara adzan (Shubuh) dan sahur?” Dia menjawab, “Sekadar bacaan lima puluh ayat."
[HR al-Bukhari no. 1787, at-Tirmidzi no. 638]

16

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ بِلَالًا كَانَ يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ فَإِنَّهُ لَا يُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ قَالَ الْقَاسِمُ وَلَمْ يَكُنْ بَيْنَ أَذَانِهِمَا إِلَّا أَنْ يَرْقَى ذَا وَيَنْزِلَ ذَا

Dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha bahwa Bilal biasa melakukan adzan (pertama) di malam hari (sebelum masuk waktu fajar), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Makan dan minumlah kalian hingga Ibnu Ummi Maktum melakukan adzan, karena dia tidak melakukan adzan kecuali setelah terbit fajar”. Al-Qasim (salah seorang perawi –pent.) berkata, “Jarak antara adzan keduanya itu hanyalah sekadar yang satunya naik (menuju menara –pent.) dan yang satunya lagi turun (maksudnya waktunya tidak begitu lama, sekadar orang-orang sempat makan sahur –pent.).”
[HR al-Bukhari no. 1785]

17

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ اَلْوِصَالِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ اَلْمُسْلِمِينَ فَإِنَّكَ يَا رَسُولَ اَللَّهِ تُوَاصِلُ قَالَ وَأَيُّكُمْ مِثْلِي إِنِّي أَبِيتُ يُطْعِمُنِي رَبِّي وَيَسْقِينِي فَلَمَّا أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا عَنِ اَلْوِصَالِ وَاصَلَ بِهِمْ يَوْمًا ثُمَّ يَوْمًا ثُمَّ رَأَوُا اَلْهِلَالَ فَقَالَ لَوْ تَأَخَّرَ اَلْهِلَالُ لَزِدْتُكُمْ كَالْمُنَكِّلِ لَهُمْ حِينَ أَبَوْا أَنْ يَنْتَهُوا

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari puasa wishal. Ada seorang muslim yang menyanggah, “Sesungguhnya engkau sendiri melakukan puasa wishal?” Rasul pun bersabda: “Siapa yang semisal denganku? Sesungguhnya aku di malam hari diberi makan dan minum oleh Rabbku.” Lantaran mereka tidak mau berhenti dari puasa wishal, Nabi berpuasa wishal bersama sehari lagi kemudian sehari berikutnya. Lalu mereka melihat hilal (awal masuk bulan Syawal), beliau pun bersabda: “Seandainya hilal itu tertunda, aku akan menyuruh kalian menambah puasa wishal lagi”. Sebagai bentuk hukuman bagi mereka yang enggan berhenti dari puasa wishal.
[HR Bukhari no. 1965 dan Muslim no. 1103]

18

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

Dari 'Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mendapatkan waktu fajar sedangkan beliau dalam keadaan junub karena (berhubungan dengan) istrinya. Kemudian beliau mandi dan berpuasa.
[HR al-Bukhari no. 1791, Muslim no. 1865]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

The Prehistoric Period (Zaman Prasejarah)

The Prehistoric period of human history, before written records were kept, is often divided into three main eras: the Stone Age, the Bronze ...